A. Model-model
Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah
dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship.
1. Model pertukaran social memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya
2. Model Analisis Transaksional adalah
salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan
interaksional. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan
yang dikembangkan dan diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan
kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, guna kemajuan hidupnya
sendiri.
B. Memulai Hubungan
1. Pembentukan (Tahap
Perkenalan), Tahap awal yang dilakukan adalah mencari tahu identitas orang yang dituju kemudian jika menemui kecocokan
tahap selanjutnya adalah mencari tahu data demografis orang yang dituju. Menurut Charles
R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh
kategori, yaitu: a) informasi demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang
atau objek); c) rencana yang akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa
lalu; f) orang lain; serta g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan,hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan – tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu: Keakraban, Kontrol, Respon yang tepat, dan Nada
emosional yang tepat.
C. Hubungan Peran
1.
Model Peran, Menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
2.Konflik
Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.
Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran, Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran
didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
D. Intimasi
dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya
tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau
terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita,
sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan
kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan,
persahabatan, dan percintaan.
E. Intimasi dan
pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran,
untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak
akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa
kita sesungguhnya kepada orang lain. Keinginan setiap pasangan adalah menjadi
intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena kita tidak mengenal dan
tidak menerima siapa diri kita secara utuh, kita tidak menyadari bahwa hubungan
pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan. kita tidak percaya pasangan kita
sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar