A. Arti Penting Stress
“Stres adalah
rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau
menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”. Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal
di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat merugikan. Berikut adalah
beberapa efek dari stress:
1. Local Adaptation Stres adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres.
1. Local Adaptation Stres adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres.
Respon setempat ini
contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dan
masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat pendek.
2.General Adaptation Syndrome merupakan
respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat
didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri dalam
tiga fase yaitu (1)Alarm reaction (reaksi
peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. (2) The stage of resistance (reaksi
pertahanan) yaitu Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi
tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan
somatis. (3) Stage of exhaustion (reaksi
kelelahan) Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas.
Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal,
impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi
penyebab stress:
1.
Faktor Individual Tatkala seseorang
menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor
tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa
lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya
stresor itu (predictability).
2.
Faktor social yaitu Dukungan
sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.
B. Tipe-tipe Stress Psikologis
1.
Frustasi, Muncul karena adanya
kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat
intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana
alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
2.
Konflik, Ditimbulkan karena
ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau
tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach
conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
3.
Tekanan,timbul dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal
dari luar diri individu.
4.
Kecemasan merupakan suatu
kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak
nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang
buruk.
C. Symptom-reducing Responses terhadap Stress
Sigmund Freud memperkenalkan istilah mekanisme
pertahanan diri (defense mechanism). Mekanisme pertahanan diri adalah strategi
yang tidak disadari untuk mengatasi emosi negatif. Strategi ini tidak
mengurangi rasa stres melainkan memikirkan situasi yang sedang terjadi. Defense
mechanism dilakukan secara tidak sadar apabila dilakukan secara berlebihan akan
berubah menjadi perilaku yang disadari tetapi bersifat mal adaptif.
Selain cara-cara dalam mekanisme pertahanan diri
juga ada strategi coping dalam menghadapi stres. Coping adalah kemampuan
mengatasi masalah. Ada banyak jenis coping, bahkan para ahli pun memiliki
pandangan yang berbeda mengenai coping.
Menghadapi stres "minor"
Gejala stres "minor" dapat dicegah melalui obat-obatan,
namun penggunaan obat secara terus menerus akan menimbulkan efek samping yang
lain untuk kesehatan kita. Dan Olahraga
dan istirahat yang cukup menjadi cara yang paling simple untuk
mencegah terjadinya stres. Jika sudah terkena stres relaksasi dan meditasi bisa
dilakukan untuk mengurangi rasa stres yang dialami. Relaksasi dan
meditasi dilakukan dengan melemaskan otot-otot seluruh tubuh yang sering
terkena stres.
D. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Coping yang
digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang
dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa
relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok
dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak
akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan
menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi. Ada
2 tipe coping utama yang biasanya dapat menurunkan stress seperti
diungkapkan oleh Lazarus & Folkman (dalam Neale, Davison & Haaga, 1996)
yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping.Individu
yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung mengambil
tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk
membatu pemecahan masalah.
Di sisi lain,
individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan pada usaha
untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau
tekanan
Sumber :
Siswanto, 2007. Kesehatan Mental, Yogyakarta :
Andi Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar