Sabtu, 18 April 2015

Stress

A.  Arti Penting Stress
 “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”. Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
1. Local Adaptation Stres adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres.
Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat pendek.
2.General Adaptation Syndrome merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. GAS terdiri dalam tiga fase yaitu (1)Alarm reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. (2) The stage of resistance (reaksi pertahanan) yaitu Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan somatis. (3) Stage of exhaustion (reaksi kelelahan) Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress:
1. Faktor Individual Tatkala seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu: Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya stresor itu (predictability).
2.  Faktor social yaitu Dukungan sosial turut mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.

B. Tipe-tipe Stress Psikologis
1.   Frustasi, Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
2.   Konflik, Ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
3.   Tekanan,timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu.
4.    Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.

C. Symptom-reducing Responses terhadap Stress
Sigmund Freud memperkenalkan istilah mekanisme pertahanan diri (defense mechanism). Mekanisme pertahanan diri adalah strategi yang tidak disadari untuk mengatasi emosi negatif. Strategi ini tidak mengurangi rasa stres melainkan memikirkan situasi yang sedang terjadi. Defense mechanism dilakukan secara tidak sadar apabila dilakukan secara berlebihan akan berubah menjadi perilaku yang disadari tetapi bersifat mal adaptif.
Selain cara-cara dalam mekanisme pertahanan diri juga ada strategi coping dalam menghadapi stres. Coping adalah kemampuan mengatasi masalah. Ada banyak jenis coping, bahkan para ahli pun memiliki pandangan yang berbeda mengenai coping.
Menghadapi stres "minor"
 Gejala stres "minor" dapat dicegah melalui obat-obatan, namun penggunaan obat secara terus menerus akan menimbulkan efek samping yang lain untuk kesehatan kita.  Dan Olahraga dan istirahat yang cukup menjadi cara yang paling simple untuk mencegah terjadinya stres. Jika sudah terkena stres relaksasi dan meditasi bisa dilakukan untuk mengurangi rasa stres yang dialami.  Relaksasi dan meditasi dilakukan dengan melemaskan otot-otot seluruh tubuh yang sering terkena stres.
D. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Coping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi. Ada 2 tipe coping utama yang biasanya dapat menurunkan stress seperti diungkapkan oleh Lazarus & Folkman (dalam Neale, Davison & Haaga, 1996) yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping.Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk membatu pemecahan masalah. 

Di sisi lain, individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan pada usaha untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan


Sumber :
Siswanto, 2007. Kesehatan Mental, Yogyakarta : Andi Yogyakarta


  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar