Senin, 19 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Kekuasaan


Kelompok 4 (Pepaya) :
Allysa Puspacinta
Andiani Dini Putri
Anisa Rahma Hanifa
Dinda Deniati Pandini
Nurfadillah Ami Santika
Kelas : 3PA06


PENDAHULUAN

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah atau dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah.
Dalam tulisan kali ini, kami akan membahas sedikit tentang kekuasaan. Tulisan ini akan membahas sedikitnya tentang definisi kekuasaan dan sumber-sumber kekuasaan menurut French & Raven.


TEORI

 A. DEFINISI KEKUASAAN
Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku  B ssehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A.
Max Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kesempatan yang ada pada seseorang atau sejumlah orang untuk melaksanakan ke­mauannya sendiri dalam suatu tindakan sosial, meskipun mendapat tantangan dari orang lain yang terlibat dalam tindakan itu (Poloma, 1979: 52).
Menurut Amitai Etzioni, kekuasaan adalah  kemampuan  untuk mengatasi sebagian atau semua perlawanan, untuk mengadakan perubahan‑perubahan pada pihak yang memberikan oposisi (Poloma, 1979).

B. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN MENURUT FRENCH & RAVEN (1959)
Kekuasaan ganjaran: target taat agar ia mendapat ganjaran yang di yakininya dikuasai atau dikendalikan oleh agent
Kekuasaan koersif (pemaksaan): target taat agar ia terhindar dari hukuman yang diyakininya diatur oeh agent
Kekuasaan resmi: target taat karena ia yakin bahwa agent mempunyai hak untuk membuat ketentuan atau peraturan dan bahwa target mempunyai kewajiban untuk taat
Kekuasaan keahlian(expert): target taat karena ia yakin atau percaya bahwa agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara yg terbaik untuk melakukan sesuatu.
Kekuasaan rujukan: target taat karena ia memuja agent atau mengidentifikasi dirinya dengan agent dan mengharapkan persetujuan agent.

DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.  Salemba Empat. Jakarta
Santoso Thomas. 2010. Jurnal masyarakat kebudayaan dan politik.  14(4) 89-102


Senin, 12 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Mempengaruhi Prilaku

Kelompok 4 (papaya) :
Allysa Puspacinta
Andiani Dini Putri
Anisa Rahma Hanifa
Dinda Deniati Pandini
Nurfadillah Ami Santika
Kelas : 3PA06

PENDAHULUAN

Perilaku merupakan hal yang berkaitan erat dengan kehidupan social manusia, perilaku seseorang dapat dinilai berdasarkan bagaimana ia menunjukkan sikap saat berkomunikasi dengan orang lain. Sikap yang baik akan menghaasilkan perilaku yang baik, begitupula sebaliknya.    
Namun tak jarang perilaku itu sendiri berubah. Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Perubahan itu sendiri dapat merubah seseorang menjadi lebih baik, ada juga yang berubah menjadi lebih buruk. Perubahan perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh banyak hal.
Dalam tulisan ini kami akan sedikit membahas tentang “Mempengaruhi Perilaku” dan semoga akan menambah ilmu pengetahuan pembaca.

TEORI
A. Definisi Pengaruh 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni “daya yang ada ataun timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang”.
Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).
WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).
Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. 
B.  Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Pertambahan jumlah penduduk di dunia dewasa ini semakin sulit dikendalikan. Sementara itu, sumber-sumber kehidupan yang tersedia di alam semakin tipis. Dari keadaan yang demikian itulah, timbul adanya perubahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada dua faktor yang mendorong terjadinya proses perubahan suatu masyarakat, diantaranya :
a. Faktor eksternal, yakni kekuatan-kekuatan yang datang dari luar
b. Faktor internal, yakni kekuatan-kekuatan yang muncul dari dalam masyarakat itu  sendiri
Faktor-faktor atau kekuatan lingkungan dan luar dapat mengakibatkan nilai-nilai kehidupan suatu masyarakat dapat mengalami hal-hal berikut :
a)    Percepatan pergeseran, apakah nilai-nilai lama akan diganti dan dihilangkan, disempurnakan, dikombinasikan, atau dibiarkan hidup berdampingan dengan nilai-nilai baru
b)    Kestatisan atau kelambatan proses pergeseran
c)     Penguatan eksistensi nilai-nilai lama sehingga praktis nilai-nilai baru tidak diperlukan lagi di masyarakat
C.    Bagaimana Memengaruhi Perilaku
1.    Ingratiation : suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana pemohon pertamamengusahakan agar target menyukai mereka, kemudian berusaha untuk mengubahtingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
2.    Teknik“that’s-not all” : Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana pemohonmenawarkan keuntungan tambahan kepada orang-orang yang menjadi target, sebelummereka memutuskan apakah mereka hendak menuruti atau menolak permintaan spesifik yang diajukan.   
3.    Jual mahal :
Suatu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesepakatan dengan memberikan kesan bahwa seseorang atau suatu objek adalah langka dan sulit diperoleh.
4.    Teknik deadline : 
Suatu teknik untuk meningkatkan kesepakatan di mana orang yang menjadi target diberitahu bahwa mereka memiliki waktu yang terbatas untukmengambil keuntungan dari beberapa tawaran atau untuk memperoleh suatu barang. 
5.    Teknik pique : 
suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan di mana minat orang yang menjadi target di-pique (distimulasi) oleh permintaan yang tidak umum. Sebagaiakibatnya, mereka tidak menolak permintaan secara otomatis, seperti yang seringterjadi.   
6.    Teknik foot-in-the-door : 
Suatu prosedur untuk memperoleh kesepakatan di manapemohon memulai dengan permintaan yang kecil dan kemudian, ketika permintaan inidisetujui, meningkat kepermintaan yang lebih besar (yang memang mereka inginkandari sejak awal).
7.    Teknik Lowball : 
Suatu teknik untuk memperoleh kesepakatan dimana suatupenawaran atau persetujuan diubah (menjadi lebih tidak menarik) setelah orang yang menjadi target menerimanya.
8.    Teknik door-in the-face : 
Suatu prosedur untuk memperoleh kesepakatan dimanapemohon memulai dengan permintaan yang besar dan kemudian, ketika permintaan ini di tolak, mundur kepermintaan yang lebih kecil (yang memang diinginkan dari sejakawal)   

D.    Wewenang
Menurut Max weber :
Wewenang adalah suatu hak yang telah di terapkan dalam suatu tata-tertib social untuk menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai persoalan-persoalan yang penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangan.
Wewenang ada tiga macam, yaitu :
1.    Wewenang kharismatis (charismatic authority)
Wewenang karismatis merupakan wewenang yag didasarkan pada karisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu,pulung).
Wewenang karismatis tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang tradisional maupun rasional. Sifatnya cenderang irasional. Adakalanya charisma dapat hilang karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai paham yang berbeda.
2.    Wewenang tradisional ( tradiotional authority)
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun sekelompok orang. Ciri-ciri utama dari wewenang tradisional adalah adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang,serta orang-orang lainnya dalam masyarakat. Dan adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi serta selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.
3.    Wewenang rasional/legal (rational/legal authority)
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada system hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum disini dipahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat dan bahkan yang diperkuat oleh Negara.



Daftar Pustaka :

A. Baron, Robert. (2005). Social Psychology. Jakarta : Erlangga
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali
Heli Rudi , Erlangga. (2013).  pengaruh pengetahuan mahasiswa tentang undangundang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap kedisiplinan pengendara sepeda motor di fisip unila tahun 2011. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.







Jumat, 02 Oktober 2015

Psikologi Manajemen : Komunikasi


Kelompok 4 (Pepaya) :
Allysa Puspacinta
Andiani Dini Putri
Anisa Rahma Hanifa
Dinda Deniati Pandini
Nurfadillah Ami Santika
Kelas   :3PA06


PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan hal penting yang tidak bisa lepas dari seluruh bidang kehidupan. Tiap orang tentu pernah melakukannya, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk soaial yang selalu bergantung pada manusia lain.  Sehingga satu-satunya cara dan alat yang digunakan agar tetap bisa saling berhubungan adalah dengan berkomunikasi satu sama lain.  Baik itu melalui komunikasi sederhana maupun komunikasi yang tergolong canggih karena proses penyampaiannya melalui saluran yang disebut media massa.
Kegiatan berkomunikasi perannnya sangat besar.  Saat berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar atau tidak kita sudah meperoleh hal-hal yang berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.  Walaupun tidak jarang, dengan berkomunikasi juga memberikan efek negatif jika kita tidak ketat melakukan proses penyaringan.  Dengan seringnya melakukan komunikasi akan melatih kita bagaimana caranya berbahasa yang baik dan benar, sopan santun jika berbicara dengan orang lain, serta membuat kita tidak lagi merasa canggung berbicara di hadapan orang banyak.  Tidak berlebihan jika beberapa ahli menggolongkan komunikasi sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang, pangan dan papan. 
Oleh sebab itu dalam tulisan ini akan menjabarkan sedikit mengenai hal tentang  komunikasi. Kami akan membahas penjelasan tengan komunikasi dan dimensi-dimensi dalam komunikasi. Dengan begitu pembaca nantinya diharapkan mengetahui dan mengerti penjelsan mengenai apa itu komunikasi.


TEORI
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Jadi secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Berikut adalah definisi komunikasi menurut para pakar :
1.      Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide, dan sikap seseorang kepada orang  lain (Edwin Emery).
2.      Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia (Delton E, Mc Farland).
3.      Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengaratakan apa dengan cara apa, kepada siapa denganefek apa (Laswell)
4.   pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan suatu perubahan yang berkaitan pada wilayah lain (K. Lewin)
5.   komunikasi adalah proses dimana seseorang komunikator menyampaikan peransang untuk merubah tingkah laku orang lain (Carl I Hoveland)


Dimensi-dimensi komunikasi
·         Dimensi isi
Komunikasi mencakup dimensi isi. Komunikasi juga menyangkut hubungan diantara kedua pihak. Sebagai contoh, seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya “Datanglah keruangan saya setelah rapat ini”. Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan atau content) dan aspek hubungan (relational). Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu, bawahan menemui atasan setelah rapat
·         Dimensi kebisingan
Noise atau kebisingan adalah segala sesuatu yang ada dilingkungan komunikasi yang dapat mengganggu kelancaran berlangsungnya penyampaian pesan tersebut. Gangguan tersebut bisa karena adanya alat-alat yang bersuara keras, lingkungan yang berisik, gangguan lain, atau karena kurangnya kondisi fisik atau psikologis penerima pesan. Gangguan ini muncul bila komunikasi bersifat lisan/verbal.
·         Dimensi Jaringan
Yang dimaksud dengan jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari orang yang satu ke orang yang lain. jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan komunikasi. jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
·         Dimensi arah
Komunikasi satu arah adalah situasi komunikasi dimana pengirim tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui bagaimana peneriman telah mendekodefikasikan pesannya. Sebaliknya komunikasi dua arah berlangsung apabila pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara penerima menangkap pesan yang telah dikirimnya


PENUTUP
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu kesamaan pemahaman terhadap suatu hal. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.


DAFTAR PUSTAKA

Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi
            Jakarta : MedPress
  
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis.

Ismainar, Hetty. (2015). Manajemen Unit Kerja.
         Yogyakarta : Deepublish
  
Ruky, Achmad. S. (2002). Sukses sebagai Manajer Profesional tanpa Gelar MM atau MBA.
            Jakarta : Gramedia  
Peny, Eliyani. (2010). Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline Officer). Skripsi. Medan. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara