Senin, 02 November 2015

Leadership


Kelompok 4 (Pepaya) :
Allysa Puspacinta                 10513711
Andiani Dini Putri                  10513877
Anisa Rahma Hanifa             11513078
Dinda Deniati Pandini           12513549
Nurfadillah Ami Santika        19513781


PENDAHULUAN
Di kehidupan yang modern ini tentulah banyak sekali kita temukan sebuah organisasi ataupun kelompok yang terdiri atas sekumpulan orang dengan tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut tentulah tidak dapat jika hanya bergantung pada satu orang saja, semua anggota kelompok memiliki kewajiban untuk mendorong agar dapat mencapai sebuah tujuan. Tentunya dalam anggota kelompok tersebut harus memiliki pemimmpin. Seorang pemimpin yang menjadi acuan para anggota-anggotanya, sehingga sebuah organisasi menjadi semakin bergerak maju. Para tokoh pun banyak mengungkapkan teorinya tentang kepemimpinan. Dalam tulisan ini kelompok kami akan membahas sedikit tentangleadership atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan kepemimpinan.

TEORI
1.    DEFINISI LEADERSHIP atau KEPEMIMPINAN
Menurut Hemphill & Coons dalam Sarwono (2005) kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama.
Menurut Janda dalam Sarwono (2005) kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dan anggota yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota kelompok.
Menurut Jacobs dalam Sarwono (2005) kepemimpinan adalah interaksi antar manusia di mana salah satunya menyajikan satu jenis informasi tertentu sedemikian rupa sehingga yang lain yakin bahwa hasilnya akan lebih baik jika ia berperilaku sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan atau diharapkan.
Menurut Roach & Behling dalam Sarwono (2005) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas sebuah kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian suatu tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah seseorang dalam sebuah kelompok yang terorganisasi yang mengarahkan aktivitas anggotanya untuk menuju pencapaian tujuan tertentu.

2.    TEORI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
Kepemimpinan partisipatif (participative leadership) menurut Tangkilisan (2005) yaitu pemimpm meminta dan menggunakan saran-saran bawahan, tetapi tetap berperan dalam pengambilan dan pembuatan keputusan.
A.   Teori X dan Y oleh Douglas McGregor
Menurut purwanto (2006) teori X dan Y didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan  atau pegawai dan bagaimana memotivasi mereka. Berbagai asumsi yang mendasari Teori x dan Y adalah:
Asumsi yang dikembangkan dalam Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk (directive leadership style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan manakala karyawan yang menyadi bawahannya tersebut cenderung pasif, malas bekerja, tidak kreatif dan tidak inovatif. Dalam hal ini, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dengan para karyawannya cenderung menjadi komunikasi satu arah yaitu komunikasi dari manajer ke bawahan (top-down communications). Sumber komunikasi lebih didominasi dari manajer sehingga bawahan cenderung hanya mengiyakan.
Sementara itu, asumsi yang dikenmbangkan daalm Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkannya adalah gaya kepemimnpinan partisipatif (participative leadership style). Dalam Teori Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung berperilaku positif. Karyawan pada dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak malas bektrja, ingin kerja mandiri dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu organiasi.
B.   Teori empat sistem oleh Rensis linkert
Menurut Winarni (2011) empat sistem yang dikemukakan Rensis yaitu:

Sistem I (Gaya Otokratis)
Pemimpin dalam gaya ini mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahan. Suka mengeksploitasi bawahan, dan bersikap paternalistik. Cara pemimpin memotivasi bawahan dengan  menakut-nakuti dan menghukum, diselang-seling pemberian penghargaan secara kebetulan.
Sistem II (Gaya Otokratis yang baik hati)
Dalam sistem ini pemimpin dinamakan otokratif yang bijaksana, karena pimpinan tetap otoriter namun dalam melaksanakan tugasnya mencoba merendahkan diri kepada bawahan. Keputusan pada umumnya dibuat dari atas, akan tetapi dalam beberapa hal yang sangat terbatas bawahan diajakuntuk memberikan pertimbangan-pertimbangan di dalam pengambilan keputusan. Pemberian imbalan dan sanksi digunakan bersama-sama untuk mendorong bawahan agar giat bekerja.
Sistem III (Gaya Konsultatif)
Dalam gaya ini pimpinan pada dasarnya telah meletakkan dasar-dasar hubungan manusiawi dan persaudaraan, rasa saling menghargai dan mempercayai terhadap bawahan meskipun belum sepenuhnya. Kebijakan umum dan keputusan-keputusan mendasar masih dipegang pimpinan,tetapi dalam beberapa hal bawahan dilibatkan dan diminta pertimbangan dalam pengambilan keputusan. imbalan lebih banyak digunakan untuk  mendorong bawahan daripada sanksi.
Sistem IV (Gaya Partisipatif)
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pimpinan memberikan kepercayaan penuh pada bawahan dengan kerelaan untuk menanggung resiko atas kesalahan bawahan.
C.   Teori of leadership pattern choice oleh Tannenbaum
      Menurut Winarni (2011) tujuh gaya kepemimpinan Tannenbaum & Scmidt yakni:
1)    Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan (teiling)
2)    Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan (selling)
3)    Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
4)    Pemimpin memberikan keputusan tentatif, dan keputusan masih dapat diubah
5)    Pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahannya pada bawahan (consulting)
6)    Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok membuat keputusan
7)    Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas dilentukan (joining)
Menurut Tannenbaum dan Schmidt (dalam winarni 2011) pemilihan gaya kepemimpinan yang efektif  faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang pemimpin yaitu :
1)  Kekuatan yang ada pimpinan: meliputi latar belakang pendidikan, latar belakang kehidupan pribadi, pengetahuan, nilai-nilai hidup yang  dihayati, kecerdasan, pengalaman, dan lain lain.
2)   Kekuatan yang ada bawahan,tingkat kebutuhan bawahan akan tanggung jawab dan kebebasan bertindak dalam pembuatan keputusan
3)  Tingkat pengetahuan dan berpengalaman yang dimiliki bawahan dalam bekerja.   
     
D.   Teori kepemimpinan dari konsep Approach to participation oleh Vroom & Yetto.
Menurut Winarni (2011) Vroom-Yetten menjelaskan bahwa perilaku kepemimpinan dipengaruhi oleh unsur situasi internal (kondisi pendidikan, penghasilan bawahan, tingkat keberhasilan perusahaan) dan unsur kepribadian pimpinan (pengalaman, pengetahuan, ketrampilan komunikasi serta sifat-sifat pribadi lain pimpinan). Selanjutnya tingkah laku pemimpin dan unsur situasi ekstern (kondisi perekonomian sosial, kemasyarakatan, politik dan persaingan) akan mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi.
Model kontingensi ini membantu pimpinan dalam memutuskan kapan dan sejauh mana pimpinan harus melibatkan bawahan dalam memecahkan masalah tertentu. Model ini menawarkan lima gaya kepemimpinan yang melukiskan suatu kepemimpinan yang berkelanjutan (continum) dari pendekatanan otoriter, konsultatif sampai dengan partisipatif sepenuhnya.
E.   Teori kepemimpinan konsep contingency theory of leadership oleh Fiedler
Menurut Winarni (2011) menurut Fiedrer ada tiga faktor yang mempengaruhi situasi bagi pimpinan dalam penentuan gaya kepemimpinannya:
1)    Hubungan pimpinan - bawahan (HpB)
2)    Tingkat kejelasan struktur tugas (KST)
3)    Tingakat kekuatan kekuasaan yang dimiliki pimpinan (KKp)
Ke tiga faktor tersebut menimbulkan tiga macam situasi yang dihadapi pimpinan yakni:
a.    Situasi sangat menyenangkan pemimpi (favorabte), bila keadaan ke tiga faktor tersebut mempunyai derajat yang tinggi. pemimpin diterima oleh para pengikutnya (HpB tinggi), semua tugastugas ditentukan secara jelas (KST tinggi), dan tingkat kekuatan kekuasaan pimpinan dalam organisasi tinggi (KKp tinggi
b.    Situasi sangat tidak menyenangkan (un favorabte), jika yang timbul sebaliknya, baik HpB, KST maupun KKp dalam derajat rendah.
c.    Situasi ditengahtengah antara sangat menyenangkan dan sangat tidak menyenangkan.
Pemilihan gaya efekif yang sesuai dengan situasi tersebut adalah:
a.    Gaya orientasi tugas sangat efektif diterapkan, pada situasi yang dihadapi pimpinan sangat menyenangkan dan situasi yang sangat tidak menyenangkan.
b.    Gaya orientasi hubungan kemanusiaan cocok diterapkan, apabila situasi yang dihadapi pimpinan menunjukkan keadaan ditengah-tengah yaitu situasi antara menyenangkan dan tidak menyenangkan.

F.    Teori kepemimpinan konsep path goal model
Menurut Winarni (2011) Teori ini berkaitan dengan Teori Harapan (Expectancy Theory). Bahwa seseorang akan puas dan bangga atas pekerjaannya bila merasa pekerjaannya itu menghasilkan sesuatu yang bernilai cukup tinggi bagi organisasi. Dan akan bekerja keras bila merasa yakin bahwa usahanya akan mendatangkan hasil yang lebih tinggi lagi padanya. Tugas pimpinan menunjukkan dan memperjelas hubungan antara hasil pekerjaan dengan apa yang diharapkannya. Ada empat macam gaya utama kepemimpinan menurut teori path-goal sebagai berikut:
1)   Kepemimpinan direktif atau instrukif (directive leadership)
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis. Memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, member pedoman yang spesifik, meminta bawahan untuk mengikuti peraturan-peraturan dan prosdur-prosedur, mengatur waktu dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka.
2)    Kepemimpinan yang mendukung (suppottive leadership)
Gaya kepemimpinan yang menunjukkan kesediaan bersahabat dan mudah didekati, mempunyai perhatian kemanusiaan terhadap para bawahan.
3)  Kepemimpinan partisipatif (participative leadership
Pimpinan meminta dan mempergunakan saran-saran bawahan dalam pengambilan keputusan.
4)    Kepemimpinan yang berorientasi prestasi (achievement oriented leadership).
Gaya kepemimpinan yang menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahan untuk berpartisipasi, dan memberikan keyakinan pada mereka mampu melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan dengan baik.


PENUTUP
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah seseorang dalam sebuah kelompok yang terorganisasi yang mengarahkan aktivitas anggotanya untuk menuju pencapaian tujuan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, S.W. (2005). Psikologi sosial. Jakarta : Balai pustaka
Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen publik. Jakarta : Grasindo
Purwanto, D. (2006). Komunikasi bisnis. Jakarta : Erlangga
Winarni, F.(2011). Modul kepemimpinan. Fakultas ilmu sosial dan ekonom Universitas negeri Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar